Kebutuhan Air Tanaman

 

Hallo sobat, Mintep! Gak hanya iklim aja loh sob, kebutuhan air juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Yuk samasama belajar!

Dapat dilihat dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian dan produk nasional yang berasal dari pertanian. Masyarakat Indonesia umumnya mengkonsumsi hasil pertanian sebagai makanan pokok mereka. Sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim karena berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, produksi, dan kualitas hasil. Air merupakan kebutuhan wajib bagi tanaman. Jumlah air yang dibutuhkan atau yang digunakan tanaman tergantung dari beberapa faktor lingkungan (iklim dan tanah) serta jenis tanaman.

Salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas tanaman ialah kebutuhan air. Kebutuhan air yang terpenuhi dengan baik sangat membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kebutuhan air yang tercukupi dapat menghindarkan tanaman dari berbagai jenis penyakit. Kebutuhan air tanaman merupakan jumlah air yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh optimal yang dapat pula diartikan sebagai jumlah air yang digunakan untuk memenuhi proses evapotranspirasi tanaman.

Tanaman yang dapat beradaptasi akan mengurangi tingkat penguapan berlebih ketika musim kemarau menggugurkan daunnya. Sedangkan tanaman yang tidak mampu beradaptasi akan mati kekeringan. Kehilangan air melalui permukaan tanaman (transpirasi) dan melalui permukaan tanah (evaporasi) disebut evaportranspirasi. Jumlah evaportanspirasi kumulatif selama pertumbuhan tanaman yang harus dipenuhi oleh air irigasi dipengaruhi oleh jenis tanaman, radiasi surya, sistem irigasi, lamanya pertumbuhan, hujan dan faktor lainnya. Jumlah air yang ditranspirasikan tanaman tergantung pada jumlah lengas yang tersedia di daerah perakaran, suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin, intensitas dan lama penyinaran, tahapan pertumbuhan, tipe dedaunan.


Pengukuran evapotranspirasi potensial secara langsung dapat menggunakan alat lysimeter. Lisimeter merupakan stimulus model pendekatan neraca air yang berbentuk bejana dan diisi dengan  tanah yang ditanami dengan tanaman yang sesuai. Jumlah yang menguap dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut:

ET = I + CH – P ± ES

Keterangan:

ET       = evaporasi tanaman (mm/hari)

I           = irigasi (mm)

CH      = curah hujan (mm)

P          = perkolasi

ES       = perubahan kadar air tanah (% volume)


Namun karena peralatan lysimeter dipasang dengan peralatan dan instalasi khusus serta bersifat permanen maka penggunaannya kurang praktis dan memerlukan biaya. Untuk itu maka para ahli berusaha menduga ETP tersebut dengan persamaan empiris dengan menggunakan data-data iklim. Berikut merupakan beberapa cara pendugaan ETP:

1.         Evaporimeter Panci Klas A

ETP secara umum dapat diestimasi dengan persamaan empiris yaitu dengan mengalikan data evaporasi panci standar dengan koefisiennya,  dirumuskan:

ETP = Eo x koefisien panci

Dimana:

ETP = evapotranspirasi potensial (mm/hari)

Eo = evaporasi dari panci klas A (mm)

2.         Metode Penman-Monteith

Metode ini sangat diakui keakuratannya dan biasanya digunakan untuk menghitung evapotranspirasi pada tanah pertanian. Akurasi yang tepat tersebut terkait dengan parameter dalam persamaannya namun masih belum sempurna. 

Irigasi merupakan pemberian air kepada tanah untuk menunjang curah hujan yang tidak cukup agar tersedia kelembapan bagi pertumbuhan tanaman. Sesuai dengan definisi irigasi, maka tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya rekayasa teknis untuk penyediaan dan pengaturan air dalam menunjang proses produksi pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan dan mendistribusikan secara teknis dan sistematis. Berdasarkan segi konstruksi jaringan irigasinya, Direktorat Jenderal Pengairan mengklasifikasikan sistem irigasi menjadi 4 macam, yaitu:

1.         Irigasi sederhana

Yaitu sistem irigasi yang konstruksinya dilakukan dengan sederhana tidak dilengkapi dengan pintu pengaturan dan alat pengukuran sehingga air irigasinya tidak dapat diatur dan tidak terukur, dan disadari efisiensinya rendah.

2.         Irigasi setengah teknis

Yaitu suatu sistem irigasi dengan konstruksi pintu pengatur dan alat ukur pada bangunan pengambil saja, sehingga air hanya teratur dan terukur pada bangunan pengambilan saja dan diharapkan efisiensinya sedang.

3.         Irigasi teknis

Yaitu suatu sistem irigasi yang dilengkapi alat pengatur dan pengukur air pada bangunan pengambilan, bangunan bagi dan bangunan sadap sehingga air terukur dan teratur sampai bangunan bagi dan sadap, diharapkan efisiensinya tinggi.

4.         Irigasi teknis maju

Yaitu sistem irigasi yang airnya dapat diatur dan teratur pada seluruh jaringan dan diharapkan efisiensinya tinggi sekali.

Pengetahuan tentang kebutuhan air tanaman dan efisiensi penggunaan air sangat diperlukan dalam sektor pertanian. Hal ini disebabkan karena suatu tanaman akan tumbuh dan berkembang biak dengan baik pada kondisi ketersediaan air yang cukup dan tingkat penguapan yang sesuai dengan ketersediaan airnya. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai kebutuhan air tanaman dan tingkat penguapan mutlak diperlukan sebelum berbudidaya tanaman nih, sobat Mintep!

Semoga bermanfaat yaa!

 

Komentar