Hallo sobat, Mintep! Setelah membahas tentang berbagai macam alat ukur iklim, kita perlu memahami juga pengukuran unsur iklim mikro tersebut. Yuk samasama belajar!
Dampak
perubahan iklim terhadap lingkungan erat kaitannya dengan kelangsungan
kehidupan manusia. Unsur-unsur iklim mikro seperti suhu, kelembaban, radiasi
matahari, angin sangat mempengaruhi keadaan iklim lingkungan di sekitar, selain
itu ada faktor topografi, permukaan tanah dan benda 3 (tiga) dimensi serta
radiasi termal dari benda-benda tertentu yang juga mempengaruhi keadaan iklim
mikro.
Modifikasi iklim mikro dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi manusia atau untuk menciptakan lingkungan yang lebih optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Vegetasi mempunyai peran penting dalam strategi pengontrolan iklim mikro perkotaan. Vegetasi memberikan efek yang positif dalam menangani efek pengurangan suhu melalui proses penyerapan dan refleksi terhadap radiasi matahari serta pengurangan suhu tanah dan pengendalian kecepatan angin. Faktor lain yang dapat mempengaruhi iklim mikro selain vegetasi ialah tingkat perkerasan suatu tempat, kawasan terbangun sekitar RTH, jenis pohon dan luas tajuk pohon.
Pengukuran iklim mikro meliputi suhu permukaan tanah, suhu tanah, suhu udara, kelembaban tanah, serta kandungan bahan organik tanah dilakukan untuk melihat hubungan dan pengaruhnya terhadap emisi CO2 dari permukaan tanah hutan tersebut dengan bantuan alat pengukur iklim. Contoh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk mengukur unsur iklim/cuaca diantaranya 1) Solar power meter untuk mengukur intensitas radiasi matahari (watt/m2), 2) Anemometer untuk mengukur kecepatan angin (m/s), 3) Thermo-Hygrometer digital untuk mengukur suhu (°C) dan kelembaban udara (%), 4) dan lainnya.
Salah satu pengukuran iklim mikro ialah
dengan memperhatikan evaporasi yang terjadi. Evaporasi adalah proses penguapan yang terjadi dari permukaan (seperti laut,
danau, sungai), permukaan tanah (genangan diatas tanah dan penguapan dari
permukaan air tanah yang dekat dengan permukaan tanah), dan permukaan tanaman
(intersepsi). Laju evaporasi dinyatakan dengan volume air yang hilang oleh
proses tersebut tiap satuan luas dalam satu satuan waktu.
Untuk mengetahui besarnya penguapan yang terjadi, pengukuran
evaporasi dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, antara lain:
1.
Pendekatan teoritis
Pendekatan
teoritik dapat digunakan untuk mengukur besarnya evaporasi dengan perkiraan
nilai penguapan yang memerlukan data parameter klimatologi. Data parameter
tersebut meliputi kelembapan relatif, radiasi matahri, suhu udara, kecepatan
angin, dan lain sebagainya.
2.
Pengukuran langsung
Ialah
pengukuran yang langsung dilakukan saat di lapangan untuk mengetahui besarnya
penguapan. Diantara pengukuran langsung yang dapat dilakukan ialah:
a.
Memakai tangki/panci
penguapan kelas A.
Alat
terbuat dari bahan tahan karat seperti baja putih (stainless steel) atau logam campuran. Dudukan panci harus
betul-betul datar (rata air) diatas tanah dan dikelilingi rumput pendek.
Sebaiknya penempatannya ditengah-tengah lapangan stasiun. Dudukan panci terbuat
dari kayu, dicat putih dan tinggi dudukan dipasang 10 cm dari permukaan tanah.
Panci dipasang rata air, agar muka di dalam panci juga datar dan sama tinggi.
Lantai dudukan terdiri dari plat papan dipasang berantara sehingga udara akan
bebas masuk diantara celah dudukan dibawah panci. Mengingat cara pengukuran tidak dapat mewakili keadaan
yang sebenarnya, hasil pengukuran dengan panci evaporasi akan selalu lebih
besar dari nilai penguapan yang sesungguhnya.
Untuk itu, nilai penguapan yang sesungguhnya dapat diperkirakan dengan
mengalikan koefisien panci (pan coefficient) yang besarnya antara
0.65-0.85 tergantung dari spesifikasi alat.
b.
Menggunakan alat ukur Lysimeter
Penggunaan alat panci penguapan tertanam didasari pada kelemahan panci klas A tersebut, yaitu dengan upaya memperhitungkan pengaruh latent heat yang terdapat dalam tanah di sekitar massa air yang menguap dengan cara memasang panci masuk ke bawah permukaan tanah.
Untuk menetapkan iklim pada suatu
tanaman, penempatan alat ukur harus mewakili untuk kondisi iklim tanaman secara
umum dalam lingkungannya. Keberadaan bangunan fisik buatan manusia dan
benda-benda alami pada suatu lingkungan juga mempunyai pengaruh terhadap iklim
mikro setempat. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman penting dilakukan modifikasi iklim nih, sobat Mintep!
Semoga bermanfaat yaa!
Komentar
Posting Komentar